Pencegahan Hipertensi - Garam adalah salah satu zat yang patut diwaspadai karena konsumsinya sering kali berlebihan sehingga menaikkan risiko hipertensi dan sakit jantung. Orang yang sudah menderita hipertensi biasanya secara sadar berusaha membatasi garam dalam makanan, namun seringkali kurang waspada terhadap "garam tersembunyi."
Garam tersembunyi umumnya terkandung pada segala jenis makanan atau bumbu yang rasanya asin misalnya ikan asin, terasi, tauco, kecap serta kaldu blok. Garam tersembunyi juga terdapat pada produk lain seperti, saos, sosis dan minuman elektrolit.
Rasa asin yang ditimbulkan berbeda dengan garam. Asin pada garam tersembunyi seperti ada di belakang lidah. Rasa asin ini masih terasa walaupun makanan sudah ditelan.
"Asin pada garam tersembunyi selayaknya mesti diwaspadai. Kandungan garamnya bisa mempengaruhi asupan garam keseharian," kata pakar obesitas Dr. Grace Judio-Kahl, MSc.
Yang harus diwaspadai dari garam sebenarnya bukanlah rasa asinnya, tapi kandungan sodium atau natrium. Garam pada pengertian yang kita ketahui sehari-hari terdiri dari sodium 40 persen dan lainnya ion klorida.
Konsumsi garam, kata Grace, disarankan tidak lebih dari 5 gram setiap hari. Dosis ini setara dengan kira-kira satu sendok teh.
Grace mengakui, memang sulit mengukur asupan garam tiap hari. Hal ini karena sukar menghitung kadar garam dari semua yang dimakan atau minum.
Oleh karena itu, Grace menyarankan untuk membaca kandungan garam pada kemasan makanan olahan. Ia juga menganjurkan untuk sebisa mungkin mengurangi sensasi asin pada makanan.
"Yang penting sudah terasa asin, tidak perlu terlalu asin. Karena sebetulnya pada bumbu atau bahan masakan, sudah terkandung garamnya," ungkap Grace. Misalkan, apabila sudah mengandung kecap asin sebaiknya tidak perlu menaburkan garam lagi dalam masakan.
sumber: kompas.com
Garam tersembunyi umumnya terkandung pada segala jenis makanan atau bumbu yang rasanya asin misalnya ikan asin, terasi, tauco, kecap serta kaldu blok. Garam tersembunyi juga terdapat pada produk lain seperti, saos, sosis dan minuman elektrolit.
Rasa asin yang ditimbulkan berbeda dengan garam. Asin pada garam tersembunyi seperti ada di belakang lidah. Rasa asin ini masih terasa walaupun makanan sudah ditelan.
"Asin pada garam tersembunyi selayaknya mesti diwaspadai. Kandungan garamnya bisa mempengaruhi asupan garam keseharian," kata pakar obesitas Dr. Grace Judio-Kahl, MSc.
Yang harus diwaspadai dari garam sebenarnya bukanlah rasa asinnya, tapi kandungan sodium atau natrium. Garam pada pengertian yang kita ketahui sehari-hari terdiri dari sodium 40 persen dan lainnya ion klorida.
Konsumsi garam, kata Grace, disarankan tidak lebih dari 5 gram setiap hari. Dosis ini setara dengan kira-kira satu sendok teh.
Grace mengakui, memang sulit mengukur asupan garam tiap hari. Hal ini karena sukar menghitung kadar garam dari semua yang dimakan atau minum.
Oleh karena itu, Grace menyarankan untuk membaca kandungan garam pada kemasan makanan olahan. Ia juga menganjurkan untuk sebisa mungkin mengurangi sensasi asin pada makanan.
"Yang penting sudah terasa asin, tidak perlu terlalu asin. Karena sebetulnya pada bumbu atau bahan masakan, sudah terkandung garamnya," ungkap Grace. Misalkan, apabila sudah mengandung kecap asin sebaiknya tidak perlu menaburkan garam lagi dalam masakan.
sumber: kompas.com
Jika anda merasa artikel ini berguna, silahkan bagikan dengan klik share ke social media melalui tombol dibawah ini.
Posting Komentar